Senin, 15 September 2014

Mengenal Allah, Sang Pencipta yang Maha Agung

Mencoba menjulurkan batang otak dari lubuk kalbu yang paling dalam. Entah apakah bisa bermanfaat bagi orang lain atau tidak, yang pasti saya hanya ingin menggoreskan tinta. Yah, bisa juga di anggap tinta emas...
Saya berfikir, alangkah baik dan indah jika semua orang yang ada di sekelilingku menjadi manusia yang seperti saya inginkan...hanya sekedar angan, tapi alangkah baiknya...!
Benarkah...?!
Tapi tidak bisa seperti itu juga, karena Allah telah menciptakan manusia itu berbeda-beda, jenis kelamin jelas berbeda, sifat juga berbeda, suara berbeda, cara berjalan juga berbeda, masih banyak lagi yang berbeda-beda. Manusia merupakan individu yang beragam.
Allah memang Maha Pencipta, Maha Besar. Tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Dia yang telah menciptakan bumi dan segala isinya, pun jagad raya yang luasnya tidak dapat menembus alam fikiran manusia manapun di belahan dunia ini. Hanya Allah Azzawajallah yang mampu melakukannya.
Ada pertanyaan yang muncul di otak manusia...”Di mana dan apa yang di lakukan Allah sebelum menciptakan dunia dan kehidupan...?” Sebenarnya semua tanya itu sudah terjawab sebelum pertanyaan itu sendiri muncul. Manusia di ciptakan dengan membekal kitab Allah yang bernama Al-Qur’an dan Al Hadist...
‘Ya Allah...ampunilah hambaMu yang serba terbatas dalam segala pemahaman akan pengetahuan yang Engkau berikan...’
Saya menukil sedikit ilmu pengetahuan dari internet yang uraian ini di tulis oleh Abdurrahman bin Hammad Al Umar dna yang di terjemahkan oleh Muhammad Saifudin dan Dr. Muh Mu’inudinillah Basri, MA.

Mengenal Allah, Sang Pencipta yang Maha Agung

Ketahuilah -wahai manusia yg berakal- sesungguhnya Rabb yg menciptakan anda dari mulanya tdk ada & telah memelihara anda dgn nikmat-Nya adl (Allah) Rabb semesta alam. Dan orang-orang yg berakal mereka beriman kpd Allah Yang Maha tinggi, mereka tdk melihat-Nya dgn mata kepala mereka, namun mereka telah melihat bukti-bukti yg menunjukkan akan keberadaan-Nya, & bahwa Dia adl Pencipta yg Mengurus semua yg ada, mereka mengenal-Nya dgn bukti-bukti itu. Diantara bukti-bukti itu adl :
1.Bukti pertama :Keberadaan manusia & kehidupan: adl sesuatu yg baru yg memiliki permulaan & akhir, membutuhkan pd yg lain. Sedangkan sesuatu yg baru & butuh kpd yg lain adl makhluk, & makhluk tentu ada yg menciptakannya, & Pencipta (Khalik) yg Maha Agung ini adl ( Allah ).Dan Allah sendiri telah mengabarkan akan Dzat-Nya yg Suci, bahwasanya Dialah Pencipta (Khalik), Yang Mengurus semua yg ada, & kabar ini datangnya dari Allah Ta’ala dalam kitab-kitab-Nya, yg telah diturunkan kpd para Rasul-Nya.
Dan Rasulullah telah menyampaikan Firman-Nya kpd manusia, mengajak mereka utk beriman & beribadah hanya kepada-Nya.
Allah Ta’ala telah berfirman dalam kitab-Nya yg Agung:
Sesungguhnya Rabb kalian semua adl Allah yg telah menciptakan langit & bumi dalam masa enam hari, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy.Dia menutupkan malam pd siang yg mengikutinya dgn cepat, & (diciptakannya pula( matahari, bulan & bintang-bintang (masing-masing) tunduk pd perintah-Nya, Ingatlah menciptakan & memerintah itu hanyalah hak Allah, Maha suci Allah Rabb semesta alam .” (Al Qur’an Surat: Al A`raaf:;54)
Makna global ayat yg mulia ini: “Allah mengabarkan kpd seluruh manusia bahwa Dia adl Rabb yg telah menciptakan mereka & menciptakan langit & bumi dalam enam hari & mengabarkan bahwa Dia Bersemayam diatas Arsy-Nya.
Arsy berada diatas langit, & Arsy itu merupakan makhluk yg tertinggi & terluas, Dan Allah berada diatas Arsy ini, Allah bersama seluruh makhluk dgn Ilmu, Pendengaran & Penglihatan-Nya.
Tidak ada sesuatu urusan makhlukpun yg tersembunyi dari-Nya, & Allah yg Maha Perkasa mengabarkan bahwa Dia menjadikan malam menutup siang dgn kegelapannya, kemudian siang mengikutinya dgn cepat, Diapun mengabarkan bahwa Dia menciptakan matahari, bulan & bintang-bintang, semuanya tunduk & berjalan diatas peredarannya dgn perintah Allah, & Allah mengabarkan juga bahwa hanya bagi-Nya urusan penciptaan & pengaturan alam semesta ini, Dia yg Maha Sempurna; Dzat & sifat-sifat-Nya, yg memberikan kebaikan yg byk & terus-menerus, & Dialah Rabb alam semesta yg menciptakan & memelihara mereka dgn nikmat-Nya.
Allah Ta’ala Berfirman :
Dan sebagaian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya adl malam, siang, matahari & bulan . Janganlah bersujud kpd matahari & janganlah (pula) kpd bulan,tapi bersujudlah pd Allah, yg menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya berserah diri .” (QS, Fushshilat:37)
Makna global ayat yg mulia:
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa diantara tanda yg menunjukkan akan kekuasaan-Nya adl : malam & siang, matahari & bulan & Allah melarang utk sujud kpd matahari, & bulan karena keduanya adl makhluk sebagaimana makhluk yg lainnya, makhluk itu tdk layak utk diibadahi, sedangkan sujud termasuk jenis ibadah. Dan pd ayat ini Allah memerintahkan manusia, sebagaimana memerintahkan yg lain, supaya mereka hanya bersujud kepada-Nya saja, karena Dialah Pencipta, Pengatur yg berhak diibadahi.
2.Bukti kedua:Bahwa dia telah menciptakan laki-laki & perempuan: keberadaan perempuan & lelaki adl sbgbukti akan adanya Allah.
3.Bukti ketiga:Perbedaan bahasa & warna kulit: tdk pernah didapati 2 orang yg suaranya satu atau warna kulitnya sama, tapi pasti ada perbedaan antara keduanya.
4.Bukti keempat:Perbedaan nasib: Yang ini kaya, yg ini miskin, yg ini pemimpin & yg itu yg dipimpin (rakyat) padahal mereka semuanya sama-sama memiliki akal, pikiran & ilmu. Manusia menginginkan sesuatu yg tdk bisa dicapai, seperti; kaya, kemuliaan, istri yg cantik, namun tdk ada seorangpun yg mampu mencapai sesuatu kecuali yg telah di takdirkan Allah untuknya, hal itu karena hikmah yg besar yg telah dikehendaki Allah Subahanahu wa taala. Dan diantara hikmah perbedaan nasib; adl menguji sebagian manusia dgn sebagian yg lain & agar sebagian manusia menjdai pelayan bagi sebagian yg lain sehingga tercipta keseimbangan hidup bagi semua manusia.Dan bagi yg tdk ditakdirkan oleh Allah bernasib baik didunia, Allah mengabarkan bahwa Dia akan memberikan kpd mereka keberuntungan yg lbh baik, yaitu; kenikmatan di surga jika ia mati dalam keadaan beriman kpd Allah, sungguhpun demikian Allah telah memberi orang fakir sesuatu keistemewaan yg bisa dinikmati jiwa & kesehatan, yg kebanyakan tdk didapatkan oleh orang-orang yg kaya & ini merupakan kebijaksanaan & keadilan Allah
5.Bukti kelima:Tidur & mimpi benar yg Allah tampakkan didalamnya kpd orang yg tidur sesuatu perkara ghaib sbgberita gembira atau peringatan.
6.Bukti keenam:Keberadaan ruh dimana tdk ada yg mengenal hakikatnya selain Allah saja.
7.Bukti ketujuh:Manusia, berikut anggota tubuhnya berupa panca indra, urat saraf, otak, alat pencernaan & selainnya.
8.Bukti kedelapan:Allah menurunkan hujan pd tanah yg tandus lalu muncul tumbuh-tumbuhan serta pepohonan beraneka ragam bentuk, corak, manfaat & rasanya. Ini merupakan sedikit diantara ratusan bukti yg Allah Ta’ala sebutkan dalam Al Qur’an & yg Dia kabarkan bahwa semua itu merupakan bukti kuat akan eksistensi Allah & bahwa Dialah Pencipta sekaligus Pengatur seluruh makhluk yg ada.
9.Bukti kesembilan:Fitrah yg Allah ciptakan pd manusia mengakui akan eksistensi Allah sbgPencipta & Pengaturnya. Siapa yg mengingkari hal itu berarti dia hanya mencelakakan dirinya sendiri. Orang atheis misalnya, hidup di dunia ini dalam keadaan celaka sedang tempat kembalinya kelak setelah kematian adl neraka sbgbalasan mendustakan Rabbnya yg telah menciptakan dirinya dari awalnya tdk ada & memeliharanya dgn berbagai nikmat. Kecuali kalau dia mau bertaubat & beriman kpd Allah, agama serta Rasul-Nya.
10.                Bukti kesepuluh:Keberkahan, yaitu: pertambahan yg cepat pd sebagian makhluk, seperti; kambing. Sebaliknya kegagalan reproduksi pd sebagian binatang, seperti; anjing & kucing.Diantara sifat Allah Ta’ala adl ada-Nya tanpa permulaan, Hidup terus menerus, tdk akan mati & tdk akan berakhir, Maha Kaya, berdiri sendiri, tdk membutuhkan yg lain serta Maha Esa tanpa sekutu. Allah Ta’ala berfirman:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adl Dzat yg bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak & tdk pula diperanakkan. Dan tdk ada seorangpun yg setara dgn Dia.” (QS.Al Ikhlas:1- 4)
Makna ayat:
Tatkala  tentang sifat Allah makarorang-orang kafir bertanya kpd Rasulullah  Allah menurunkan surat ini seraya memerintahkan kpd beliau utk menyatakan kpd mereka: Allah itu Esa tdk ada sekutu bagi-Nya. Allah itu Dia-lah Yang Maha Hidup Abadi lagi Maha Mengatur. Bagi-Nya semata kekuasaan mutlak atas alam semesta, manusia & segala sesuatu. Hanya kepada-Nya saja seluruh manusia wajib kembali dalam rangka memenuhi segala kebutuhan mereka.
Dia tdk beranak & tdk pula diperanakkan. Tidak benar Dia mempunyai putra atau putri, ayah atau ibu. Bahkan Dia sangat menafikan itu semua dari diri-Nya dalam surat ini demikian pula pd surat yg lain. Sebab berketurunan & beranak pinak merupakan sifat makhluk. Allah telah membantah ucapan kaum Nasrani: “Al Masih itu anak Allah” & ucapan kaum Yahudi: “Uzair itu anak Allah. Serta ucapan yg menyatakan: “Malaikat putri Allah” & Dia mengecam keras ucapan bathil ini.
 dari seorang ibu tanpa ayahuAllah mengabarkan bahwa Dia menciptakan Al masih Isa  dgn kuasa-Nya sebagaimana Dia menciptakan Adam bapak manusia dari tanah. Sebagaimana pula Dia menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam lalu tiba-tiba Adam melihat Hawa telah berada di sampingnya. Kemudian menciptakan anak keturunan Adam dari air mani laki-laki & perempuan. Allah menciptakan segala sesuatu dari mulanya tdk ada. Dan setelah itu Dia menciptakannya sesuai dgn sunnah & aturan yg telah Dia tetapkan bagi semua makhluk-Nya, & tdk seorangpun mampu merubahnya. Jika Allah menghendaki merubah aturan ini maka Dia ubah sesuai kehendak-Nya sebagaimana Dia mewujudkan Isa ‘alaihissalam dari seorang ibu tanpa bapak. Sebagaimana Dia menjadikan Isa mampu berbicara di buaian sebagaimana pula Dia merubah tongkat Musa ‘alaihis salam menjadi seekor ular yg bergerak-gerak. Tatkala Musa memukulkan tongkat tersebut ke laut maka lautpun terbelah & menjadi sebuah jalan yg bisa dilewati Musa beserta kaumnya.
Sebagaimana Allah mampu membelah bulan sbgmukjizat penutup para Rasul, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjadikan pohon bisa mengucapkan salam kpd beliau ketika melewatinya. Dia menjadikan hewan bersaksi atas kerasulan beliau di hadapan beliau dgn suara yg bisa didengar manusia. Hewan itu berkata: Aku bersaksi engkau utusan Allah. Beliau pernah diperjalankan di atas Buraq dari masjid Haram ke masjid Al Aqsa. Kemudian beliau dimi’rajkan ke langit ditemani malaikat Jibril hingga sampai ke langit. Lalu Allah ta’ala berbicara kpd beliau & mewajibkan shalat atas beliau. Kemudian kembali ke masjid Al Haram di bumi. Beliau melihat di perjalanan para penghuni langit. Semua itu terjadi hanya dalam tempo semalam sebelum terbit fajar. Kisah Isra’ Mi’raj ini masyhur baik di Al Qur’an, hadits maupun buku-buku sejarah.
Diantara sifat Allah ta’ala: Mendengar, melihat, ilmu, qudrah (kuasa), iradah (kehendak). Dia mendengar & melihat segala sesuatu. Tidak ada hijab apapun yg menghalang-halangi pendengaran & penglihatan-Nya.
Allah mengetahui apa yg ada di dalam rahim & apa yg tersembunyi dalam dada, apa yg telah terjadi & yg akan terjadi. Dialah yg Maha Kuasa lagi Maha berkehendak yg jika menghendaki sesuatu tinggal berkata: “Kun” (Jadilah) maka terjadi.
Diantara sifat Allah Ta’ala yg Dia sifatkan utk diri-Nya: Berbicara sesuai apa yg dikehendaki-Nya & kapan saja Dia berkehendak. Allah telah berbicara kpd Musa ‘alaihis salam berbicara kpd Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam & Al Qur’an merupakan kalam Allah baik huruf maupun maknanya yg Dia turunkan kpd Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi ia merupakan satu sifat diantara sifat-sifat-Nya. Bukan makhluk sebagaimana yg dikatakan kelompok Mu’tazilah yg sesat.
Diantara sifat Allah Ta’ala yg Dia sifatkan bagi diri-Nya & disifatkan pula oleh Rasul-Nya: wajah, 2 tangan, istiwa’ (bersemayam), turun2, ridha & marah. Allah ridha terhadap hamba-hamba-Nya yg mukmin & murka terhadap orang-orang kafir serta orang-orang yg mengerjakan hal-hal yg mengakibatkan murka-Nya. Ridha & murka-Nya sebagaimana sifat-sifat yg lain, tdk serupa dgn sifat makhluk, tdk boleh dita’wilkan & dijelaskan kaifiyyatnya.
Dinyatakan dalam Al Qur’an & As Sunnah bahwa orang-orang mukmin kelak melihat Allah ta’ala dgn mata kepala di padang mahsyar & di surga. Sifat-sifat Allah ta’ala disebutkan secara rinci dalam Al Qur’an & hadits-hadits  maka hendaknya anda merujuk kepadanya.rRasul
Abdurrahman bin Hammad Al Umar, Penerjemah : Muhammad Saifudin, DR.Muh.Mu’inudinillah Basri, MA
Itu penjabaran yang panjang tentang keberadaan Allah. Sebenarnya jawaban yang sangat jelas sudah kita dapatkan sedari kecil, dari kita menginjak bangku sekolah kita sudah di ajarkan membaca surat pendek yaitu surat Al Ikhlas. Dalam surat pendek yang hanya ada 1-4 ayat itu semua jawaban tentang Allah sudah terjawab dengan gamblang...
Surat ini Makkiyah, terdiri dari 4 ayat. Merupakan surat tauhid dan pensucian nama Allah Taala. Ia merupakan prinsip pertama dan pilar tama Islam. Oleh karena itu pahala membaca surat ini disejajarkan dengan sepertiga Al-Qur’an. Karena ada tiga prinsip umum: tauhid, penerapan hudud dan perbuatan hamba, serta disebutkan dahsyatnya hari Kiamat. Ini tidaklah mengherankan bagi orang yang diberi karunia untuk membacanya dengan tadabbur dan pemahaman, hingga pahalanya disamakan dengan orang membaca sepertiga Al-Qur’an.


“Dia-lah Allah, Dia itu Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Artinya tiada sesuatu pun di atas-Nya dan Dia tidak butuh kepada sesuatu pun. Bahkan selain-Nya butuh kepada-Nya. Semua makhluk perlu berlindung kepada-Nya di saat sulit dan krisis mendera. Maha Agung Allah dan penuh berkah semua nikmat-Nya.

“Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan”

Ini merupakan pensucian Allah dari mempunyai anak laki-laki, anak perempuan, ayah, atau ibu. Allah tidak mempunyai anak adalah bantahan terhadap orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat itu anak-anak perempuan Allah, terhadap orang-orang Nasrani dan Yahudi yang mengatakan ‘Uzair dan Isa anak Allah. Dia juga bukan anak sebagaimana orang-orang Nasrani mengatakan Al-Masih itu anak Allah lalu mereka menyembahnya sebagaimana menyembah ayahnya. Ketidakmungkinan Allah mempunyai anak karena seorang anak biasanya bagian yang terpisah dari ayahnya. Tentu ini menuntut adanya pembilangan dan munculnya sesuatu yang baru serta serupa dengan makhluk. Allah tidak membutuhkan anak karena Dialah yang menciptakan alam semesta, menciptakan langit dan bumi serta mewarisinya. Sedangkan ketidakmungkinan Allah sebagai anak, karena sebuah aksioma bahwa anak membutuhkan ayah dan ibu, membutuhkan susu dan yang menyusuinya. Maha Tinggi Allah dari semua itu setinggi-tingginya.

“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

Ya. Selama satu Dzat-Nya dan tidak berbilang, bukan ayah seseorang dan bukan anaknya, maka Dia tidak menyerupai makhluk-Nya. Tiada yang menyerupai-Nya atau sekutu-Nya. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Meskipun ringkas, surat ini membantah orang-orang musyrik Arab, Nasrani, dan Yahudi. Menggagalkan pemahaman Manaisme (Al-Manawiyah) yang mempercayai tuhan cahaya dan kegelapan, juga terhadap Nasrani yang berpaham trinitas, terhadap agama Shabi’ah yang menyembah bintang-bintang dan galaksi, terhadap orang-orang musyrik Arab yang mengira selain-Nya dapat diandalkan di saat membutuhkan, atau bahwa Allah mempunyai sekutu. Maha Tinggi Allah dari semua itu.
Surat ini dinamakan Al-Ikhlas, karena ia mengukuhkan keesaan Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia sendiri yang dituju untuk memenuhi semua kebutuhan, yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, tiada yang menyerupai dan tandingan-Nya. Konsekuensi dari semua itu adalah ikhlas beribadah kepada Allah dan ikhlas menghadap kepada-Nya saja.
Sumber:http://www.dakwatuna.com
Ya...Allah adalah Esa, tidak ada yang bisa menyamaiNya,tidak ada yang boleh menyekutukan Allah kecuali akan menerima azab dariNya. Karena Allah maha mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati umatNya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam Bersabda”

“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan sekali-kali berpikir tentang Allah, sebab memikirkan tentang Ar Rabb (Allah) akan menggoreskan keraguan dalam hati“.

Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta’ala:

والفكرة في الله بدعة لقول رسول الله صلى الله عليه وسلم تفكروا في الخلق ولا تفكروا في الله فإن الفكرة في الرب تقدح الشك في القلب

Dan memikirkan tentang Allah Azza wajalla adalah bid’ah berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,

Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi

Ucapan beliau (Al Imam Al Barbahari Rahimahullah) ini, yakni hadits ini, dikatakan oleh Mu’aliq (yakni Al Qahthani) dikeluarkan oleh Abu Syaikh, dan hadits ini adalah hadits dha’if. Hal ini disebutkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam kitab Dho’iful Jami’ no. 2480 akan tetapi beliau shahihkan dalam kitab Shahihul Jami’ (3/49) dan beliau menyebutkan bahwa hadits ini Hasan. Lihatlah kitab Silsilah Al hadits As Shahihah (4/395). Aku katakan (Al Qahthani), “Penshahihan hadits ini perlu diteliti kembali, bisa jadi ini adalah ucapan sebagian ulama salaf“.

Aku (Syaikh Ahmad An Najmi) katakan: Berpikir tentang Allah Azza wajalla, yakni memikirkan dzat Allah Azza wajalla tidak selayaknya untuk dilakukan. Sebab apabila seorang hamba itu berpikir, maka dia berpikir dengan apa yang tergambar oleh akalnya dan apa yang terbetik dalam benaknya dari hal-hal yang terlihat, terdengar, dan diketahui. Sedangkan Allah Azza wajalla berada di atas itu semua. Tidak layak bagi seorang pun untuk memikirkan dzat Allah Azza wajalla, sebab tatkala ia menggambarkan sesuatu tentang dri Allah Azza wajalla maka Allah Azza wajalla berbeda dengan apa yang ia gambarkan dan cukup bagi kita berpikir tentang makhluk-makhluk-Nya, dan tentang kekuasaan-Nya yang luar biasa.

Kalau seandainya seseorang itu mau memikirkan tentang asal kejadiannya sendiri niscaya hal itu telah cukup baginya. Hendaknya dia memikirkan bagaimana Allah Azza wajalla mengubah air mani, yang darinya Allah Azza wajalla menciptakan makhluk yang agung ini, dan bagaimana Allah Azza wajalla mengubah air mani yang darinya Allah Azza wajalla menciptakan berbagai jenis hewan dan bagaimana Allah Azza wajalla mempersiapkan segala sesuatu dari makhluk-makhluk ini untuk tujuan tertentu. Allah Azza wajalla mempersiapkan sapi untuk mengolah tanah pertanian dan Allah Azza wajalla mempersiapkan unta untuk kendaraan dan yang lainnya dari hal-hal yang kita saksikan dan kita ketahui. Yang Kuasa mengubah air mani tersebut, dari air mani menjadi manusia dan menjadi hewan, bukankah yang mampu melaksanakan hal itu adalah Ar Rabb Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu?! Tentu, dan kita termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal itu.

Yang jelas, bahwasanya berpikir itu selayaknya diarahkan kepada ciptaan Allah Azza wajalla bukan pada dzat Allah Azza wajalla. hendaknya kita membaca firman Allah,

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syuuraa: 11)

Wajib bagi kita untuk berserah diri menerima ayat ini sehingga akal kita tidak meraba-raba sesuatu yang tidak layak untuk dipikirkan. Apabila Surga saja di dalamnya terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbetik dalam hati seseorang padahal itu adalah makhluk Allah Azza wajalla, lantas bagaimana dzat Allah?! Wabillahit taufiq.


Sumber: chm sunniy dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 246-248, Judul: Memikirkan Tentang Allah ‘Azza wajalla Adalah Bid’ah

Diposkan oleh Welda Ummu Abiyyi.

Ciptaan ALLAH Tabaraka wa Ta’ala yang tak ada batas dan ALLAH mengkaruniakan manusia untuk mencipta dengan ciptaan sebatas manusia
Sesungguhnya ALLAH telah menganugerahkan nikmat-Nya ke atas makhluk-Nya (jin dan manusia) yaitu yang mempunyai akal lagi hati, yang dengan dia (akal dan hati) itu ALLAH Ta’ala mengkaruniakan kepada makhluk-Nya (jin dan manusia) salah satu sifat-Nya yang agung lagi mulia yaitu Yang Maha Pencipta dan ALLAH membatasi ciptaan manusia hanya sebatas manusia agar manusia tiada melampaui batas, namun demikian.. sedikit jua diantara manusia yang berterima kasih.
Maka dengan sebenarnya aku berkata atas kamu sekalian wahai hamba-hamba ALLAh sebagaiamana yang kamu ketahui, bahwa sesungguhnya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala menciptakan manusia yang pada jasadnya adalah terdapat kepalanya, tangannya, kakinya, wajahnya, matanya lagi (afwan) saluran pencernaan lagi saluran pembuangan manusia dan lain sebagainya, maka demikian pula dengan manusia yang hanya berkuasa untuk menjadikan dengan yang serupa dengan yang sedemikian itu.
Ciptaan Allah tak kunjung berakhir dan tidak terbatas. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik, pikirkanlah tentang diri Anda sendiri. Anda, seperti juga semua manusia lainnya, adalah salah satu dari bermiliar manusia yang memiliki tangan, lengan, mata, telinga, dan kaki, namun Anda tetap berbeda dari sekian orang tersebut. Lalu, pikirkan tentang orang lain yang hidup pada masa yang lain di bumi, mulai dari manusia pertama yang diciptakan sampai sekarang. Sampai sekarang, sudah pasti bermiliar-miliar, mungkin beratus miliar orang sudah pernah mendiami bumi. Dan, walaupun orang-orang ini juga, seperti Anda, memiliki tangan, lengan, mata, dan telinga, tidak ada seorang pun yang tampak seperti Anda. Sebenarnyalah, Allah memiliki kekuatan untuk menciptakan orang-orang sebanyak ini dan bahkan lebih banyak dari itu.
Allah mampu menciptakan berbagai hal lain yang tidak diketahui atau tidak dipahami manusia yang memiliki kemampuan terbatas. Inilah fakta yang perlu dipikirkan kembali untuk memahami tiada bandingnya ciptaan Allah. Allah mampu menciptakan jumlah makhluk yang tidak terbatas dan jumlah ruang yang tidak terbatas. Dia juga mampu menciptakan karakteristik yang khas pada setiap orang.
Yang harus dilakukan oleh orang yang sadar akan fakta ini adalah mengarahkan kehidupannya seperti yang diperintahkan Allah dan melakukan hal-hal baik yang akan menyenangkan-Nya. Setiap orang harus menghilangkan penyebab yang membuatnya lupa atau lalai mengingat Allah dan yang merintanginya berpikir, dengan upayanya sendiri.

Katakanlah: Hai manusia! Sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al Qur‘an) dari Tuhanmu, sebab itu barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu kecelakaan dirinya sendiri. Dan Aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu”. (QS. Yunus, 10: 108)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar