Mencoba
menjulurkan batang otak dari lubuk kalbu yang paling dalam. Entah apakah bisa
bermanfaat bagi orang lain atau tidak, yang pasti saya hanya ingin menggoreskan
tinta. Yah, bisa juga di anggap tinta emas...
Saya berfikir, alangkah baik dan indah jika semua orang yang
ada di sekelilingku menjadi manusia yang seperti saya inginkan...hanya sekedar
angan, tapi alangkah baiknya...!
Benarkah...?!
Tapi tidak bisa seperti itu juga, karena Allah telah
menciptakan manusia itu berbeda-beda, jenis kelamin jelas berbeda, sifat juga
berbeda, suara berbeda, cara berjalan juga berbeda, masih banyak lagi yang
berbeda-beda. Manusia merupakan individu yang beragam.
Allah memang Maha Pencipta, Maha Besar. Tidak ada yang dapat
menyamai-Nya. Dia yang telah menciptakan bumi dan segala isinya, pun jagad raya
yang luasnya tidak dapat menembus alam fikiran manusia manapun di belahan dunia
ini. Hanya Allah Azzawajallah yang mampu melakukannya.
Ada pertanyaan yang muncul di otak manusia...”Di mana dan apa
yang di lakukan Allah sebelum menciptakan dunia dan kehidupan...?” Sebenarnya
semua tanya itu sudah terjawab sebelum pertanyaan itu sendiri muncul. Manusia
di ciptakan dengan membekal kitab Allah yang bernama Al-Qur’an dan Al Hadist...
‘Ya Allah...ampunilah hambaMu yang serba terbatas dalam
segala pemahaman akan pengetahuan yang Engkau berikan...’
Saya menukil sedikit ilmu pengetahuan dari internet yang
uraian ini di tulis oleh Abdurrahman bin Hammad Al Umar dna yang di terjemahkan
oleh Muhammad Saifudin dan Dr. Muh Mu’inudinillah Basri, MA.
Mengenal Allah, Sang Pencipta yang Maha Agung
Ketahuilah -wahai manusia yg berakal- sesungguhnya Rabb yg menciptakan anda dari mulanya tdk ada & telah memelihara anda dgn nikmat-Nya adl (Allah) Rabb semesta alam. Dan orang-orang yg berakal mereka beriman kpd Allah Yang Maha tinggi, mereka tdk melihat-Nya dgn mata kepala mereka, namun mereka telah melihat bukti-bukti yg menunjukkan akan keberadaan-Nya, & bahwa Dia adl Pencipta yg Mengurus semua yg ada, mereka mengenal-Nya dgn bukti-bukti itu. Diantara bukti-bukti itu adl :
Mengenal Allah, Sang Pencipta yang Maha Agung
Ketahuilah -wahai manusia yg berakal- sesungguhnya Rabb yg menciptakan anda dari mulanya tdk ada & telah memelihara anda dgn nikmat-Nya adl (Allah) Rabb semesta alam. Dan orang-orang yg berakal mereka beriman kpd Allah Yang Maha tinggi, mereka tdk melihat-Nya dgn mata kepala mereka, namun mereka telah melihat bukti-bukti yg menunjukkan akan keberadaan-Nya, & bahwa Dia adl Pencipta yg Mengurus semua yg ada, mereka mengenal-Nya dgn bukti-bukti itu. Diantara bukti-bukti itu adl :
1.Bukti pertama
:Keberadaan manusia & kehidupan: adl sesuatu yg baru yg memiliki permulaan
& akhir, membutuhkan pd yg lain. Sedangkan sesuatu yg baru & butuh kpd
yg lain adl makhluk, & makhluk tentu ada yg menciptakannya, & Pencipta
(Khalik) yg Maha Agung ini adl ( Allah ).Dan Allah sendiri telah mengabarkan
akan Dzat-Nya yg Suci, bahwasanya Dialah Pencipta (Khalik), Yang Mengurus semua
yg ada, & kabar ini datangnya dari Allah Ta’ala dalam kitab-kitab-Nya, yg
telah diturunkan kpd para Rasul-Nya.
Dan Rasulullah telah
menyampaikan Firman-Nya kpd manusia, mengajak mereka utk beriman &
beribadah hanya kepada-Nya.
Allah Ta’ala telah
berfirman dalam kitab-Nya yg Agung:
“Sesungguhnya Rabb
kalian semua adl Allah yg telah menciptakan langit & bumi dalam masa enam
hari, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy.Dia menutupkan malam pd siang yg
mengikutinya dgn cepat, & (diciptakannya pula( matahari, bulan &
bintang-bintang (masing-masing) tunduk pd perintah-Nya, Ingatlah menciptakan
& memerintah itu hanyalah hak Allah, Maha suci Allah Rabb semesta alam .”
(Al Qur’an Surat: Al A`raaf:;54)
Makna global ayat yg
mulia ini: “Allah mengabarkan kpd seluruh manusia bahwa Dia adl Rabb yg telah menciptakan
mereka & menciptakan langit & bumi dalam enam hari & mengabarkan
bahwa Dia Bersemayam diatas Arsy-Nya.
Arsy berada diatas
langit, & Arsy itu merupakan makhluk yg tertinggi & terluas, Dan Allah
berada diatas Arsy ini, Allah bersama seluruh makhluk dgn Ilmu, Pendengaran
& Penglihatan-Nya.
Tidak ada sesuatu
urusan makhlukpun yg tersembunyi dari-Nya, & Allah yg Maha Perkasa
mengabarkan bahwa Dia menjadikan malam menutup siang dgn kegelapannya, kemudian
siang mengikutinya dgn cepat, Diapun mengabarkan bahwa Dia menciptakan
matahari, bulan & bintang-bintang, semuanya tunduk & berjalan diatas
peredarannya dgn perintah Allah, & Allah mengabarkan juga bahwa hanya
bagi-Nya urusan penciptaan & pengaturan alam semesta ini, Dia yg Maha Sempurna;
Dzat & sifat-sifat-Nya, yg memberikan kebaikan yg byk & terus-menerus,
& Dialah Rabb alam semesta yg menciptakan & memelihara mereka dgn
nikmat-Nya.
Allah Ta’ala Berfirman
:
“ Dan sebagaian
dari tanda-tanda kekuasaan-Nya adl malam, siang, matahari & bulan .
Janganlah bersujud kpd matahari & janganlah (pula) kpd bulan,tapi
bersujudlah pd Allah, yg menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya berserah
diri .” (QS, Fushshilat:37)
Makna global ayat yg
mulia:
Allah Ta’ala
mengabarkan bahwa diantara tanda yg menunjukkan akan kekuasaan-Nya adl : malam
& siang, matahari & bulan & Allah melarang utk sujud kpd matahari,
& bulan karena keduanya adl makhluk sebagaimana makhluk yg lainnya, makhluk
itu tdk layak utk diibadahi, sedangkan sujud termasuk jenis ibadah. Dan pd ayat ini Allah memerintahkan manusia,
sebagaimana memerintahkan yg lain, supaya mereka hanya bersujud kepada-Nya
saja, karena Dialah Pencipta, Pengatur yg berhak diibadahi.
2.Bukti
kedua:Bahwa dia telah menciptakan laki-laki & perempuan: keberadaan
perempuan & lelaki adl sbgbukti akan adanya Allah.
3.Bukti
ketiga:Perbedaan bahasa & warna kulit: tdk pernah didapati 2 orang yg
suaranya satu atau warna kulitnya sama, tapi pasti ada perbedaan antara
keduanya.
4.Bukti
keempat:Perbedaan nasib: Yang ini kaya, yg ini miskin, yg ini pemimpin & yg
itu yg dipimpin (rakyat) padahal mereka semuanya sama-sama memiliki akal,
pikiran & ilmu. Manusia menginginkan sesuatu yg tdk bisa dicapai, seperti;
kaya, kemuliaan, istri yg cantik, namun tdk ada seorangpun yg mampu mencapai
sesuatu kecuali yg telah di takdirkan Allah untuknya, hal itu karena hikmah yg
besar yg telah dikehendaki Allah Subahanahu wa taala. Dan diantara hikmah
perbedaan nasib; adl menguji sebagian manusia dgn sebagian yg lain & agar
sebagian manusia menjdai pelayan bagi sebagian yg lain sehingga tercipta
keseimbangan hidup bagi semua manusia.Dan bagi yg tdk ditakdirkan oleh Allah
bernasib baik didunia, Allah mengabarkan bahwa Dia akan memberikan kpd mereka
keberuntungan yg lbh baik, yaitu; kenikmatan di surga jika ia mati dalam
keadaan beriman kpd Allah, sungguhpun demikian Allah telah memberi orang fakir
sesuatu keistemewaan yg bisa dinikmati jiwa & kesehatan, yg kebanyakan tdk
didapatkan oleh orang-orang yg kaya & ini merupakan kebijaksanaan &
keadilan Allah
5.Bukti
kelima:Tidur & mimpi benar yg Allah tampakkan didalamnya kpd orang yg tidur
sesuatu perkara ghaib sbgberita gembira atau peringatan.
6.Bukti
keenam:Keberadaan ruh dimana tdk ada yg mengenal hakikatnya selain Allah saja.
7.Bukti
ketujuh:Manusia, berikut anggota tubuhnya berupa panca indra, urat saraf, otak,
alat pencernaan & selainnya.
8.Bukti
kedelapan:Allah menurunkan hujan pd tanah yg tandus lalu muncul tumbuh-tumbuhan
serta pepohonan beraneka ragam bentuk, corak, manfaat & rasanya. Ini
merupakan sedikit diantara ratusan bukti yg Allah Ta’ala sebutkan dalam Al
Qur’an & yg Dia kabarkan bahwa semua itu merupakan bukti kuat akan
eksistensi Allah & bahwa Dialah Pencipta sekaligus Pengatur seluruh makhluk
yg ada.
9.Bukti
kesembilan:Fitrah yg Allah ciptakan pd manusia mengakui akan eksistensi Allah
sbgPencipta & Pengaturnya. Siapa yg mengingkari hal itu berarti dia hanya
mencelakakan dirinya sendiri. Orang atheis misalnya, hidup di dunia ini dalam
keadaan celaka sedang tempat kembalinya kelak setelah kematian adl neraka sbgbalasan mendustakan Rabbnya yg telah
menciptakan dirinya dari awalnya tdk ada & memeliharanya dgn berbagai
nikmat. Kecuali kalau dia mau bertaubat & beriman kpd Allah, agama serta
Rasul-Nya.
10.
Bukti kesepuluh:Keberkahan, yaitu: pertambahan yg
cepat pd sebagian makhluk, seperti; kambing. Sebaliknya kegagalan reproduksi pd
sebagian binatang, seperti; anjing & kucing.Diantara sifat Allah Ta’ala adl
ada-Nya tanpa permulaan, Hidup terus menerus, tdk akan mati & tdk akan
berakhir, Maha Kaya, berdiri sendiri, tdk membutuhkan yg lain serta Maha Esa
tanpa sekutu. Allah Ta’ala berfirman:
“Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Dia-lah Allah Yang
Maha Esa. Allah adl Dzat yg bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada
beranak & tdk pula diperanakkan. Dan tdk ada seorangpun yg setara dgn Dia.”
(QS.Al Ikhlas:1- 4)
Makna ayat:
Tatkala tentang sifat Allah makarorang-orang kafir
bertanya kpd Rasulullah Allah menurunkan
surat ini seraya memerintahkan kpd beliau utk menyatakan kpd mereka: Allah itu
Esa tdk ada sekutu bagi-Nya. Allah itu Dia-lah Yang Maha Hidup Abadi lagi Maha
Mengatur. Bagi-Nya semata kekuasaan mutlak atas alam semesta, manusia &
segala sesuatu. Hanya kepada-Nya saja seluruh manusia wajib kembali dalam
rangka memenuhi segala kebutuhan mereka.
Dia tdk beranak &
tdk pula diperanakkan. Tidak benar Dia mempunyai putra atau putri, ayah
atau ibu. Bahkan Dia sangat menafikan itu semua dari diri-Nya dalam surat ini
demikian pula pd surat yg lain. Sebab berketurunan & beranak pinak
merupakan sifat makhluk. Allah telah membantah ucapan kaum Nasrani: “Al Masih
itu anak Allah” & ucapan kaum Yahudi: “Uzair itu anak Allah. Serta ucapan yg menyatakan:
“Malaikat putri Allah” & Dia mengecam keras ucapan bathil ini.
dari seorang ibu tanpa ayahuAllah mengabarkan
bahwa Dia menciptakan Al masih Isa dgn kuasa-Nya sebagaimana Dia menciptakan
Adam bapak manusia dari tanah. Sebagaimana pula Dia menciptakan Hawa dari
tulang rusuk Adam lalu tiba-tiba Adam melihat Hawa telah berada di sampingnya.
Kemudian menciptakan anak keturunan Adam dari air mani laki-laki & perempuan.
Allah menciptakan segala sesuatu dari mulanya tdk ada. Dan setelah itu Dia
menciptakannya sesuai dgn sunnah & aturan yg telah Dia tetapkan bagi semua
makhluk-Nya, & tdk seorangpun mampu merubahnya. Jika Allah menghendaki
merubah aturan ini maka Dia ubah sesuai kehendak-Nya sebagaimana Dia mewujudkan
Isa ‘alaihissalam dari seorang ibu tanpa bapak. Sebagaimana Dia menjadikan Isa
mampu berbicara di buaian sebagaimana pula Dia merubah tongkat Musa ‘alaihis
salam menjadi seekor ular yg bergerak-gerak. Tatkala Musa memukulkan tongkat
tersebut ke laut maka lautpun terbelah & menjadi sebuah jalan yg bisa
dilewati Musa beserta kaumnya.
Sebagaimana Allah
mampu membelah bulan sbgmukjizat penutup para Rasul, Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjadikan pohon bisa mengucapkan salam kpd
beliau ketika melewatinya. Dia menjadikan hewan bersaksi atas kerasulan beliau
di hadapan beliau dgn suara yg bisa didengar manusia. Hewan itu berkata: Aku
bersaksi engkau utusan Allah. Beliau pernah diperjalankan di atas Buraq dari
masjid Haram ke masjid Al Aqsa. Kemudian beliau dimi’rajkan ke langit ditemani
malaikat Jibril hingga sampai ke langit. Lalu Allah ta’ala berbicara kpd beliau
& mewajibkan shalat atas beliau. Kemudian kembali ke masjid Al Haram di
bumi. Beliau melihat di perjalanan para penghuni langit. Semua itu terjadi
hanya dalam tempo semalam sebelum terbit fajar. Kisah Isra’ Mi’raj ini masyhur
baik di Al Qur’an, hadits maupun buku-buku sejarah.
Diantara sifat Allah
ta’ala: Mendengar, melihat, ilmu, qudrah (kuasa), iradah (kehendak). Dia
mendengar & melihat segala sesuatu. Tidak ada hijab apapun yg
menghalang-halangi pendengaran & penglihatan-Nya.
Allah mengetahui apa
yg ada di dalam rahim & apa yg tersembunyi dalam dada, apa yg telah terjadi
& yg akan terjadi. Dialah yg Maha Kuasa lagi Maha berkehendak yg jika
menghendaki sesuatu tinggal berkata: “Kun” (Jadilah) maka terjadi.
Diantara sifat Allah
Ta’ala yg Dia sifatkan utk diri-Nya: Berbicara sesuai apa yg dikehendaki-Nya
& kapan saja Dia berkehendak. Allah telah berbicara kpd Musa ‘alaihis salam
berbicara kpd Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam & Al Qur’an merupakan
kalam Allah baik huruf maupun maknanya yg Dia turunkan kpd Rasul-Nya Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadi ia merupakan satu sifat diantara
sifat-sifat-Nya. Bukan makhluk sebagaimana yg dikatakan kelompok Mu’tazilah yg
sesat.
Diantara sifat Allah
Ta’ala yg Dia sifatkan bagi diri-Nya & disifatkan pula oleh Rasul-Nya:
wajah, 2 tangan, istiwa’ (bersemayam), turun2, ridha & marah. Allah
ridha terhadap hamba-hamba-Nya yg mukmin & murka terhadap orang-orang kafir
serta orang-orang yg mengerjakan hal-hal yg mengakibatkan murka-Nya. Ridha
& murka-Nya sebagaimana sifat-sifat yg lain, tdk serupa dgn sifat makhluk,
tdk boleh dita’wilkan & dijelaskan kaifiyyatnya.
Dinyatakan dalam Al
Qur’an & As Sunnah bahwa orang-orang mukmin kelak melihat Allah ta’ala dgn
mata kepala di padang mahsyar & di surga. Sifat-sifat Allah ta’ala
disebutkan secara rinci dalam Al Qur’an & hadits-hadits maka hendaknya anda merujuk kepadanya.rRasul
Abdurrahman bin Hammad Al Umar, Penerjemah : Muhammad
Saifudin, DR.Muh.Mu’inudinillah Basri, MA
Itu penjabaran yang panjang tentang
keberadaan Allah. Sebenarnya jawaban yang sangat jelas sudah kita dapatkan
sedari kecil, dari kita menginjak bangku sekolah kita sudah di ajarkan membaca
surat pendek yaitu surat Al Ikhlas. Dalam surat pendek yang hanya ada 1-4 ayat
itu semua jawaban tentang Allah sudah terjawab dengan gamblang...
Surat ini Makkiyah, terdiri dari 4 ayat. Merupakan surat tauhid dan
pensucian nama Allah Taala. Ia merupakan prinsip pertama dan pilar tama Islam.
Oleh karena itu pahala membaca surat ini disejajarkan dengan sepertiga
Al-Qur’an. Karena ada tiga prinsip umum: tauhid, penerapan hudud dan perbuatan
hamba, serta disebutkan dahsyatnya hari Kiamat. Ini tidaklah mengherankan bagi
orang yang diberi karunia untuk membacanya dengan tadabbur dan pemahaman,
hingga pahalanya disamakan dengan orang membaca sepertiga Al-Qur’an.
“Dia-lah Allah, Dia itu Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”
Artinya tiada sesuatu pun di atas-Nya dan Dia tidak butuh kepada sesuatu
pun. Bahkan selain-Nya butuh kepada-Nya. Semua makhluk perlu berlindung
kepada-Nya di saat sulit dan krisis mendera. Maha Agung Allah dan penuh berkah
semua nikmat-Nya.
“Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan”
Ini merupakan pensucian Allah dari mempunyai anak laki-laki, anak
perempuan, ayah, atau ibu. Allah tidak mempunyai anak adalah bantahan terhadap
orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat itu anak-anak perempuan
Allah, terhadap orang-orang Nasrani dan Yahudi yang mengatakan ‘Uzair dan Isa anak
Allah. Dia juga bukan anak sebagaimana orang-orang Nasrani mengatakan Al-Masih
itu anak Allah lalu mereka menyembahnya sebagaimana menyembah ayahnya.
Ketidakmungkinan Allah mempunyai anak karena seorang anak biasanya bagian yang
terpisah dari ayahnya. Tentu ini menuntut adanya pembilangan dan munculnya
sesuatu yang baru serta serupa dengan makhluk. Allah tidak membutuhkan anak
karena Dialah yang menciptakan alam semesta, menciptakan langit dan bumi serta
mewarisinya. Sedangkan ketidakmungkinan Allah sebagai anak, karena sebuah
aksioma bahwa anak membutuhkan ayah dan ibu, membutuhkan susu dan yang
menyusuinya. Maha Tinggi Allah dari semua itu setinggi-tingginya.
“Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”
Ya. Selama satu Dzat-Nya dan tidak berbilang, bukan ayah seseorang dan
bukan anaknya, maka Dia tidak menyerupai makhluk-Nya. Tiada yang menyerupai-Nya
atau sekutu-Nya. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Meskipun ringkas, surat ini membantah orang-orang musyrik Arab, Nasrani,
dan Yahudi. Menggagalkan pemahaman Manaisme (Al-Manawiyah) yang mempercayai
tuhan cahaya dan kegelapan, juga terhadap Nasrani yang berpaham trinitas,
terhadap agama Shabi’ah yang menyembah bintang-bintang dan galaksi, terhadap
orang-orang musyrik Arab yang mengira selain-Nya dapat diandalkan di saat
membutuhkan, atau bahwa Allah mempunyai sekutu. Maha Tinggi Allah dari semua
itu.
Surat ini dinamakan Al-Ikhlas, karena ia mengukuhkan keesaan Allah, tiada
sekutu bagi-Nya, Dia sendiri yang dituju untuk memenuhi semua kebutuhan, yang
tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, tiada yang menyerupai dan tandingan-Nya.
Konsekuensi dari semua itu adalah ikhlas beribadah kepada Allah dan ikhlas
menghadap kepada-Nya saja.
Sumber:http://www.dakwatuna.com
Ya...Allah adalah Esa, tidak ada yang bisa menyamaiNya,tidak ada yang boleh
menyekutukan Allah kecuali akan menerima azab dariNya. Karena Allah maha
mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati umatNya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
Bersabda”
“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan sekali-kali berpikir tentang Allah, sebab memikirkan tentang Ar Rabb (Allah) akan menggoreskan keraguan dalam hati“.
Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta’ala:
والفكرة في الله بدعة لقول رسول الله صلى الله عليه وسلم تفكروا في الخلق ولا تفكروا في الله فإن الفكرة في الرب تقدح الشك في القلب
Dan memikirkan tentang Allah Azza wajalla adalah bid’ah berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,
Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi
Ucapan beliau (Al Imam Al Barbahari Rahimahullah) ini, yakni hadits ini, dikatakan oleh Mu’aliq (yakni Al Qahthani) dikeluarkan oleh Abu Syaikh, dan hadits ini adalah hadits dha’if. Hal ini disebutkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam kitab Dho’iful Jami’ no. 2480 akan tetapi beliau shahihkan dalam kitab Shahihul Jami’ (3/49) dan beliau menyebutkan bahwa hadits ini Hasan. Lihatlah kitab Silsilah Al hadits As Shahihah (4/395). Aku katakan (Al Qahthani), “Penshahihan hadits ini perlu diteliti kembali, bisa jadi ini adalah ucapan sebagian ulama salaf“.
Aku (Syaikh Ahmad An Najmi) katakan: Berpikir tentang Allah Azza wajalla, yakni memikirkan dzat Allah Azza wajalla tidak selayaknya untuk dilakukan. Sebab apabila seorang hamba itu berpikir, maka dia berpikir dengan apa yang tergambar oleh akalnya dan apa yang terbetik dalam benaknya dari hal-hal yang terlihat, terdengar, dan diketahui. Sedangkan Allah Azza wajalla berada di atas itu semua. Tidak layak bagi seorang pun untuk memikirkan dzat Allah Azza wajalla, sebab tatkala ia menggambarkan sesuatu tentang dri Allah Azza wajalla maka Allah Azza wajalla berbeda dengan apa yang ia gambarkan dan cukup bagi kita berpikir tentang makhluk-makhluk-Nya, dan tentang kekuasaan-Nya yang luar biasa.
Kalau seandainya seseorang itu mau memikirkan tentang asal kejadiannya sendiri niscaya hal itu telah cukup baginya. Hendaknya dia memikirkan bagaimana Allah Azza wajalla mengubah air mani, yang darinya Allah Azza wajalla menciptakan makhluk yang agung ini, dan bagaimana Allah Azza wajalla mengubah air mani yang darinya Allah Azza wajalla menciptakan berbagai jenis hewan dan bagaimana Allah Azza wajalla mempersiapkan segala sesuatu dari makhluk-makhluk ini untuk tujuan tertentu. Allah Azza wajalla mempersiapkan sapi untuk mengolah tanah pertanian dan Allah Azza wajalla mempersiapkan unta untuk kendaraan dan yang lainnya dari hal-hal yang kita saksikan dan kita ketahui. Yang Kuasa mengubah air mani tersebut, dari air mani menjadi manusia dan menjadi hewan, bukankah yang mampu melaksanakan hal itu adalah Ar Rabb Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu?! Tentu, dan kita termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal itu.
Yang jelas, bahwasanya berpikir itu selayaknya diarahkan kepada ciptaan Allah Azza wajalla bukan pada dzat Allah Azza wajalla. hendaknya kita membaca firman Allah,
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syuuraa: 11)
Wajib bagi kita untuk berserah diri menerima ayat ini sehingga akal kita tidak meraba-raba sesuatu yang tidak layak untuk dipikirkan. Apabila Surga saja di dalamnya terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbetik dalam hati seseorang padahal itu adalah makhluk Allah Azza wajalla, lantas bagaimana dzat Allah?! Wabillahit taufiq.
Sumber: chm sunniy dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 246-248, Judul: Memikirkan Tentang Allah ‘Azza wajalla Adalah Bid’ah
“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan sekali-kali berpikir tentang Allah, sebab memikirkan tentang Ar Rabb (Allah) akan menggoreskan keraguan dalam hati“.
Berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta’ala:
والفكرة في الله بدعة لقول رسول الله صلى الله عليه وسلم تفكروا في الخلق ولا تفكروا في الله فإن الفكرة في الرب تقدح الشك في القلب
Dan memikirkan tentang Allah Azza wajalla adalah bid’ah berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,
Syaikh Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi
Ucapan beliau (Al Imam Al Barbahari Rahimahullah) ini, yakni hadits ini, dikatakan oleh Mu’aliq (yakni Al Qahthani) dikeluarkan oleh Abu Syaikh, dan hadits ini adalah hadits dha’if. Hal ini disebutkan oleh Syaikh Al Albani Rahimahullah dalam kitab Dho’iful Jami’ no. 2480 akan tetapi beliau shahihkan dalam kitab Shahihul Jami’ (3/49) dan beliau menyebutkan bahwa hadits ini Hasan. Lihatlah kitab Silsilah Al hadits As Shahihah (4/395). Aku katakan (Al Qahthani), “Penshahihan hadits ini perlu diteliti kembali, bisa jadi ini adalah ucapan sebagian ulama salaf“.
Aku (Syaikh Ahmad An Najmi) katakan: Berpikir tentang Allah Azza wajalla, yakni memikirkan dzat Allah Azza wajalla tidak selayaknya untuk dilakukan. Sebab apabila seorang hamba itu berpikir, maka dia berpikir dengan apa yang tergambar oleh akalnya dan apa yang terbetik dalam benaknya dari hal-hal yang terlihat, terdengar, dan diketahui. Sedangkan Allah Azza wajalla berada di atas itu semua. Tidak layak bagi seorang pun untuk memikirkan dzat Allah Azza wajalla, sebab tatkala ia menggambarkan sesuatu tentang dri Allah Azza wajalla maka Allah Azza wajalla berbeda dengan apa yang ia gambarkan dan cukup bagi kita berpikir tentang makhluk-makhluk-Nya, dan tentang kekuasaan-Nya yang luar biasa.
Kalau seandainya seseorang itu mau memikirkan tentang asal kejadiannya sendiri niscaya hal itu telah cukup baginya. Hendaknya dia memikirkan bagaimana Allah Azza wajalla mengubah air mani, yang darinya Allah Azza wajalla menciptakan makhluk yang agung ini, dan bagaimana Allah Azza wajalla mengubah air mani yang darinya Allah Azza wajalla menciptakan berbagai jenis hewan dan bagaimana Allah Azza wajalla mempersiapkan segala sesuatu dari makhluk-makhluk ini untuk tujuan tertentu. Allah Azza wajalla mempersiapkan sapi untuk mengolah tanah pertanian dan Allah Azza wajalla mempersiapkan unta untuk kendaraan dan yang lainnya dari hal-hal yang kita saksikan dan kita ketahui. Yang Kuasa mengubah air mani tersebut, dari air mani menjadi manusia dan menjadi hewan, bukankah yang mampu melaksanakan hal itu adalah Ar Rabb Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu?! Tentu, dan kita termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal itu.
Yang jelas, bahwasanya berpikir itu selayaknya diarahkan kepada ciptaan Allah Azza wajalla bukan pada dzat Allah Azza wajalla. hendaknya kita membaca firman Allah,
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الأنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy Syuuraa: 11)
Wajib bagi kita untuk berserah diri menerima ayat ini sehingga akal kita tidak meraba-raba sesuatu yang tidak layak untuk dipikirkan. Apabila Surga saja di dalamnya terdapat kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbetik dalam hati seseorang padahal itu adalah makhluk Allah Azza wajalla, lantas bagaimana dzat Allah?! Wabillahit taufiq.
Sumber: chm sunniy dari Kitab Irsyaadus Saari ila Taudhihi Syarhis Sunnah lil Imam Al Barbahari, Edisi Indonesia Penjelasan Syarhus Sunnah Imam Al Barbahari Meniti Sunnah di Tengah Badai Fitnah oleh Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi, Penerbit Maktabah Al Ghuroba, hal 246-248, Judul: Memikirkan Tentang Allah ‘Azza wajalla Adalah Bid’ah
Diposkan oleh Welda Ummu Abiyyi.
Ciptaan ALLAH Tabaraka wa Ta’ala yang tak ada batas
dan ALLAH mengkaruniakan manusia untuk mencipta dengan ciptaan sebatas manusia
Sesungguhnya ALLAH telah menganugerahkan nikmat-Nya
ke atas makhluk-Nya (jin dan manusia) yaitu yang mempunyai akal lagi hati, yang
dengan dia (akal dan hati) itu ALLAH Ta’ala mengkaruniakan kepada makhluk-Nya
(jin dan manusia) salah satu sifat-Nya yang agung lagi mulia yaitu Yang Maha
Pencipta dan ALLAH membatasi ciptaan manusia hanya sebatas manusia agar manusia
tiada melampaui batas, namun demikian.. sedikit jua diantara manusia yang
berterima kasih.
Maka dengan
sebenarnya aku berkata atas kamu sekalian wahai hamba-hamba ALLAh sebagaiamana
yang kamu ketahui, bahwa sesungguhnya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala menciptakan
manusia yang pada jasadnya adalah terdapat kepalanya, tangannya, kakinya,
wajahnya, matanya lagi (afwan) saluran pencernaan lagi saluran pembuangan
manusia dan lain sebagainya, maka demikian pula dengan manusia yang hanya berkuasa untuk
menjadikan dengan yang serupa dengan yang sedemikian itu.
Ciptaan Allah tak kunjung berakhir dan tidak terbatas. Untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik, pikirkanlah tentang diri Anda sendiri.
Anda, seperti juga semua manusia lainnya, adalah salah satu dari bermiliar
manusia yang memiliki tangan, lengan, mata, telinga, dan kaki, namun Anda tetap
berbeda dari sekian orang tersebut. Lalu, pikirkan tentang orang lain yang
hidup pada masa yang lain di bumi, mulai dari manusia pertama yang diciptakan
sampai sekarang. Sampai sekarang, sudah pasti bermiliar-miliar, mungkin beratus
miliar orang sudah pernah mendiami bumi. Dan, walaupun orang-orang ini juga,
seperti Anda, memiliki tangan, lengan, mata, dan telinga, tidak ada seorang pun
yang tampak seperti Anda. Sebenarnyalah, Allah memiliki kekuatan untuk
menciptakan orang-orang sebanyak ini dan bahkan lebih banyak dari itu.
Allah mampu menciptakan berbagai hal lain yang tidak diketahui
atau tidak dipahami manusia yang memiliki kemampuan terbatas. Inilah fakta yang
perlu dipikirkan kembali untuk memahami tiada bandingnya ciptaan Allah. Allah
mampu menciptakan jumlah makhluk yang tidak terbatas dan jumlah ruang yang
tidak terbatas. Dia juga mampu menciptakan karakteristik yang khas pada setiap
orang.
Yang harus dilakukan oleh orang yang sadar akan fakta ini adalah
mengarahkan kehidupannya seperti yang diperintahkan Allah dan melakukan hal-hal
baik yang akan menyenangkan-Nya. Setiap orang harus menghilangkan penyebab yang
membuatnya lupa atau lalai mengingat Allah dan yang merintanginya berpikir,
dengan upayanya sendiri.
Katakanlah: Hai manusia! Sesungguhnya telah datang kepadamu
kebenaran (Al Qur‘an) dari Tuhanmu, sebab itu barang siapa yang mendapat
petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan
barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu kecelakaan dirinya
sendiri. Dan Aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu”. (QS. Yunus, 10:
108)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar